Semarang, Kontak Perkasa Futures - Nilai tukar rupiah sedang kuat-kuatnya melawan dolar Amerika Serikat (AS) di pekan ini. Hingga pertengahan perdagangan Rabu (4/8/2021), rupiah masih menempel di dekat Rp 14.300/US$. Bahkan, ada sinyal rupiah bisa menembus level tersebut di sisa perdagangan hari ini.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,28% ke Rp 14.300/US$, setelahnya penguatan terpangkas bahkan sempat melemah tipis 0,03%.
Wajar saja penguatan tersebut terpangkas, sebab dalam 2 hari terakhir, sebab jika dibandingkan posisi terakhir pekan lalu hingga ke Rp 14.300/US$, rupiah sudah mencatat penguatan 1,11%.
Apresiasi rupiah kembali bertambah, pada pukul 12:00 WIB berada di Rp 14.315/US$, menguat 0,17%.
Tanda-tanda berlanjutnya penguatan rupiah terlihat dari pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih kuat siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi. Bahkan, rupiah tenor 1 pekan di pasar NDF sudah di bawah Rp 14.300/US$.
PeriodeKurs Pukul 8:54 WIBKurs Pukul 11:54 WIB1 PekanRp14.314,50Rp14.287,41 BulanRp14.344,00Rp14.332,02 BulanRp14.390,00Rp14.372,03 BulanRp14.443,00Rp14.426,06 BulanRp14.591,00Rp14.573,09 BulanRp14.716,00Rp14.708,51 TahunRp14.905,00Rp14.868,52 TahunRp15.601,10Rp15.576,0
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Aliran modal juga cukup deras masuk ke Indonesia yang membuat rupiah perkasa. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan pada Senin lalu di pasar obligasi aliran modal asing tercatat masuk sekitar Rp 1 triliun.
Hal tersebut terlihat dari kepemilikan asing yang naik menjadi Rp 966,7 triliun, dari posisi Jumat lalu sebesar Rp 965,78 triliun.
Kemudian di pasar primer, penawaran yang masuk (incoming bids) dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) yang dilakukan pemerintah kemarin sebesar Rp 107,8 triliun, lebih tinggi dari lelang sebelumnya Rp 95,6 triliun, sekaligus menjadi rekor tertinggi kedua sepanjang sejarah penerbitan SUN.
Dari incoming bids tersebut, yang dimenangkan oleh pemerintah sebesar Rp 34 triliun, lebih tinggi dari target indikatif Rp 33 triliun.
Selain itu, tingkat partisipasi investor asing juga meningkat di lelang kemarin, yakni sebesar 11,6% dari sebelumnya 7,6%. Tingginya minat terhadap obligasi Indonesia menjadi indikasi adanya aliran modal masuk ke dalam negeri, yang membuat rupiah perkasa.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210804121324-17-266009/lagi-kuat-kuatnya-ada-sinyal-rupiah-ke-bawah-rp-14300-us-