Semarang, PT KPF - Harga komoditas minyak sawit mentah (CPO, crude palm oil) ambles lagi pada perdagangan hari ini, Kamis (20/5/2021). Harga CPO Negeri Jiran yang aktif ditransaksikan di bursa berjangka tersebut ambles 0,84% ke RM 4.266/ton hingga sesi istirahat siang.
Harga CPO ambles di tengah kenaikan ekspor di bulan Mei. Perusahaan surveyor kargo AmSpec Agri Malaysia menyebut bahwa ekpor minyak sawit Negeri Jiran 20 hari bulan Mei naik 16% dibanding periode yang sama bulan lalu. Ekspor tercatat mencapai nyaris 821 ribu ton.
Amblesnya harga minyak sawit mengekor penurunan harga minyak mentah dunia yang jatuh US$ 2/barel kemarin. Kendati jatuh harga CPO masih berada di range level tertingginya dalam satu dekade.
Kenaikan harga CPO turut mendongkrak kinerja ekspor Indonesia. Ekspor Indonesia mengalami kenaikan tertinggi dalam 11 tahun pada bulan April lalu. Kenaikan tersebut jauh melampaui ekspektasi analis.
Ekspor Indonesia naik 51,94% (yoy) dibanding tahun lalu tahun menjadi US$ 18,48 miliar. Ini menjadi peningkatan tertinggi sejak 2010 dan mengungguli perkiraan 41% dalam jajak pendapat Reuters maupun CNBC Indonesia.
Impor naik 29,93% pada tahun ini, dibandingkan dengan 29,81% dalam jajak pendapat menjadi US$ 16,29 miliar. Surplus perdagangan April mencapai US$ 2,19 miliar, naik dari surplus bulan sebelumnya sebesar US$ 1,56 miliar dan ekspektasi jajak pendapat sebesar US$ 1 miliar.
Bagaimanapun juga harga CPO yang sudah tinggi rawan akan koreksi. Analis mulai melihat adanya peluang penurunan harga yang tajam.
Melansir Reuters, PIVB mengatakan harga CPO berpotensi turun di bawah level RM 3.500/ton setelah September yang bertepatan dengan periode musiman peningkatan produksi kelapa sawit baik di Malaysia maupun Indonesia.
Peningkatan produksi bakal membuat stok menjadi lebih tinggi sehingga harga bisa terkoreksi dari level tertingginya sekarang ini.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210520120727-17-246965/harga-cpo-drop-tapi-ekspor-ri-cetak-rekor-tertinggi-11-tahun