Semarang, PT KPF - Kinerja dua restoran waralaba dari Yum! Brands Inc. atau Yum! asal AS yakni Pizza Hut dan KFC di Indonesia sama-sama terdampak pandemi Covid-19 yang membuat performa perusahaan menderita rugi bersih sepanjang tahun 2020.
Kedua perusahaan tersebut yakni Pizza Hut Indonesia yang dikelola oleh PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) dan KFC Indonesia milik PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST).
Emiten pengelola gerai Pizza Hut, Sarimelati Kencana mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 93,51 miliar di tahun lalu, atau berbalik dari tahun 2019 yang mencetak laba bersih sebesar Rp 200,02 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), penjualan neto perseroan sebesar Rp3,46 trilliun di tahun lalu, atau merosot 13,25% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 3,99 triliun.
Kerugian ini membuat PZZA mencatatkan rugi per saham dasar menjadi Rp 31,08 dari tahun sebelumnya yakni laba per saham Rp 66,19/saham.
PZZA mencatatkan adanya penurunan beban pokok penjualan di tahun 2020 menjadi Rp 1,20 triliun dari periode yang sama tahun 2019 yakni Rp1,30 triliun. Sementara itu, beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 209,43 miliar dari sebelumnya Rp 197,13 miliar, beban operasi lainnya juga naik menjadi Rp 25,87 miliar dari sebelumnya Rp 10,31 miliar.
Adapun penjualan PZZA terdiri atas makanan, minuman dan potongan penjualan. Lini bisnis makanan menyumbang porsi penjualan tertinggi sebesar Rp 3,29 triliun atau turun dari sebelumnya Rp 3,57 triliun.
Lini bisnis minuman mencapai Rp 181,44 miliar, juga turun dari tahun sebelumnya Rp 426,35 miliar. Sementara itu, potongan penjualan tercatat Rp10,10 miliar atau terkoreksi dari sebelumnya Rp 11,17 miliar.
Manajemen menegaskan, perusahaan telah dan mungkin akan terus dipengaruhi oleh penyebaran virus Covid-19. Virus Covid-19 memberi dampak terhadap ekonomi global dan Indonesia di mana hal tersebut menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional, peningkatan risiko kredit perusahaan, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan gangguan pada operasional perusahaan.
"Perusahaan telah mempertimbangkan dampak dari gangguan tersebut terhadap posisi keuangan, kinerja, dan arus kas pada tanggal 31 Desember 2020 dan untuk tahun yang berakhir pada saat tersebut. Perusahaan akan terus memantau situasi tersebut," tulis manajemen dalam laporan keuangan, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (18/5/2021).
Manajemen mengungkapkan, dampak dari virus Covid-19 di masa depan terhadap Indonesia dan perusahaan masih belum dapat ditentukan saat ini. Peningkatan jumlah infeksi Covid-19 yang signifikan atau penyebaran yang berkepanjangan dapat mempengaruhi Indonesia dan perusahaan.
Posisi kas dan bank berkurang menjadi Rp 60,70 miliar dari tahun sebelumnya Rp 110,42 miliar
Sarimelati Kencana mencatatkan liabilitas Rp 1,08 triliun dan ekuitas sebesar Rp 1,15 triliun. Adapun total aset naik menjadi Rp 2,23 triliun dibanding tahun 2019 sebesar Rp 2,11 triliun.
Perusahaan memulai usaha komersialnya di tahun 1987. Perusahaan mengoperasikan "Pizza Hut" di bawah perjanjian lisensi dengan Pizza Hut Asia Pacific Holdings LLC.
Pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019, perusahaan memiliki masing-masing sejumlah 5.787 dan 6.560 karyawan tetap.
Perusahaan tergabung dalam suatu kelompok usaha yang dimiliki oleh PT Sriboga Raturaya (SRR) sebagai entitas induk perusahaan dan PT Alberta Investment Management sebagai Induk terakhir perusahaan.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210518072731-17-246133/kisah-sedih-ritel-rugi-pizza-hut-rp-94-m-kfc-tekor-rp-298-m