Semarang, PT KP Press - Harga mayoritas kripto berhasil rebound ke zona hijau pada perdagangan Rabu (26/1/2022) pagi waktu Indonesia, meski penguatannya masih cenderung tipis karena investor masih berhati-hati memburu kripto.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:30 WIB, hanya koin digital (token) Terra yang masih terkoreksi pada hari ini.
Terra melemah 2,26% ke level harga US$ 61,87/koin atau setara dengan Rp 884.741/koin (asumsi kurs Rp 14.300/US$).
Sedangkan sisanya berhasil pulih dari zona koreksi pada pagi hari ini. Bitcoin menguat 2,05% ke level harga US$ 36.931,54/koin atau setara dengan Rp 528.121.022/koin, Ethereum melesat 2,52% ke level US$ 2.453,09/koin atau Rp 35.079.187/koin,
Selanjutnya Binance Coin (BNB) melonjak 4,25% ke US$ 379,5/koin (Rp 5.426.850/koin), Solana melompat 5,44% ke US$ 93,73/koin (Rp 1.340.339/koin), dan Dogecoin terbang 5,73% ke US$ 0,1441/koin (Rp 2.061/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini.
Meski pasar kripto mulai bangkit kembali, tetapi penguatannya juga masih cenderung tipis. Di Bitcoin saja, harganya masih di kisaran level US$ 36.000, setelah sehari sebelumnya sempat terkoreksi ke kisaran level US$ 35.000.
Investor cenderung kembali memburu pasar kripto karena mereka melihat bahwa pasar kripto sudah cukup murah dan mereka mengambil posisi di harga terendahnya (buy on dip), meskipun sentimen pasar masih cenderung negatif dan pasar risiko juga masih volatil.
Menurut perusahaan analitik data blockchain yang berbasis di Norwegia, yakni Arcane Research mencatat bahwa harga Bitcoin mengalami "pemulihan substansial" dengan lonjakan volume pada perusahaan pertukaran kripto Coinbase pada perdagangan Senin waktu Amerika Serikat (AS).
Meski investor cenderung mengambil posisi di harga rendah dan adanya lonjakan volume perdagangan di Bitcoin, tetapi investor masih cenderung berhati-hati jelang pengumuman hasil rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Pada Rabu siang waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed akan mengumumkan hasil rapat Komite Pasar Terbuka (Federal Open Market Committee/FOMC).
Investor menanti hasil rapat tersebut untuk kejelasan mengenai agenda kenaikan suku bunga. Mereka masih khawatir dengan potensi pengetatan kebijakan moneter oleh The Fed.
Sebelumnya, dalam notula rapat kebijakan moneter edisi Desember yang dirilis pada awal bulan ini, The Fed tidak hanya akan mengerek suku bunga sebanyak 3 kali di tahun ini, tetapi The Fed juga kemungkinan akan mengurangi nilai neracanya (balance sheet).
Di lain sisi, regulator keuangan Rusia memiliki sikap yang berbeda terhadap industri kripto di Negeri Beruang Putih. Pada pekan lalu, bank sentral Rusia seakan melarang industri kripto di Rusia dan berupaya untuk menindak tegas bagi siapa saja yang berperan dalam industri tersebut, baik penambangan, maupun perdagangan.
Tetapi, Kementerian Keuangan Rusia seakan menentang seruan bank sentral Rusia untuk melarang industri kripto berkembang di Rusia.
"Kita perlu mengatur, bukan melarang," kata Ivan Chebeskov, kepala departemen kebijakan keuangan di Kementerian Keuangan Rusia, dalam konferensi Selasa.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20220126094115-17-310492/bitcoin-cs-bangkit-tapi-aset-kripto-masih-bisa-ambles