Semarang, Kontak perkasa Futures - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan, bahwa memanasnya geopolitik antara Rusia dan Ukraina tidak akan mengganggu investasi asal Rusia di Indonesia, termasuk dalam hal ini adalah investasi di New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) atau Kilang Tuban RI.
Investor asal Rusia yang akan membangun Kilang Tuban adalah Rosneft, yang mana perusahaan asal negeri beruang putih itu membentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV) dengan PT Pertamina (Persero) yakni bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (RSPP).
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji menyampaikan bahwa menurut kacamata dia sejauh ini investasi Rosneft dalam pembangunan Kilang Tuban tidak mengalami gangguan meskipun negara asal Rosneft tengah mengalami konflik dan ancaman perang.
- "Kai lihat semestinya tidak (terganggu), berjalan dengan baik dan dalam studi dan ada juga tentang lahan, masih tahap awal. saya pikir cukup baik sesuai dengan target dan dilihat baik dengan Rusia, kerjasama dengan baik. kita melihat belum ada pengaruh di proyek Rosneft," terang Tutuka kepada CNBC Indonesia, Selasa (22/2/2022).
Seperti yang diketahui, dalam perusahaan patungan Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia itu, Rosneft memiliki pemegang kendali sebesar 45% dan sisanya 55% adalah PT Pertamina (Persero).
Proyek Kilang GRR Tuban adalah program pembangunan kilang minyak baru yang terintegrasi dengan kilang petrokimia guna mewujudkan ketahanan energi negeri. Selain produk BBM, Kilang GRR Tuban bertujuan menghasilkan produk petrokimia sebesar 2.820 kilo ton per tahun, serta paraxylene sebesar 1.300 kilo ton per tahun.
Sebagai proyek strategis, Kilang GRR Tuban diproyeksikan akan menjadi salah satu kilang terbesar Indonesia dan menghasilkan produk BBM berkualitas seperti Gasoline, Diesel, dan Avtur hingga 229 ribu barel per hari. Guna menunjang proyek strategis tersebut, Pertamina Rosneft proaktif melibatkan pekerja lokal, di mana angka serapan telah mencapai 1.220 pekerja di area Tuban.
Hingga akhir Desember 2021, progres proyek ini mencapai 62,77% dalam tahapan penyusunan desain (Front-End Engineering Design/FEED). Angka ini cukup jauh melampaui target awal yaitu sebesar 56,45%. Penyusunan desain teknis ini merupakan fase yang krusial dalam pembangunan kilang, karena dari FEED ini akan didapatkan desain dan spesifikasi kilang secara lengkap sebagai dasar untuk melanjutkan proyek.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20220222104024-4-317239/rusia-terancam-perang-ganggu-investasi-kilang-tuban-ri