Semarang, Kontak Perkasa Futures - Krisis gas Eropa membuat Inggris terdampak. Bukan hanya harga listrik yang mahal namun berujung pula ke kelangkaan bahan bakar.
Harga gas alam yang semakin melejit membuat kendaraan bermotor harus bersaing dengan industri untuk "bertahan hidup". Mahalnya harga gas alam, melonjak 35,44% dalam sebulan terakhir, membuat dunia usaha berpaling ke bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber energi.
Belum lagi masalah mandeknya distribusi akibat krisis supir truk BBM. Gangguan ini disebabkan oleh kurangnya jumlah supir di negara itu akibat peraturan imigrasi yang semakin ketat pasca Brexit.
Hal ini membuat para supir yang kebanyakan merupakan imigran, harus segera pulang ke negaranya. Ini membuat pengiriman menjadi terhambat.
Di kota-kota besar Negeri John Bull, banyak SPBU yang mulai kosong, kehabisan stok bensin. Panic buying membuat SPBU kekeringan stok.
British Petrol Retailers Association (PRA) mengungkapkan, para anggotanya melapor bahwa 50-90% SPBU di sejumlah wilayah kehabisan bensin. "Kita harus tenang, jangan melakukan panic buying. Jika kita memborong bensin akibat kepanikan, maka akan tercipta self-fulfilling prophecy," tegas Gordon Balmer, Direktur Eksekutif PRA, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (28/9/2021).
Alhasil warga Inggris harus mengantri berjam-jam di SPBU untuk berusaha mendapatkan BBM bagi kendaraannya. Antrean yang panjang dan lama itu pun mulai membuat sebagian warga frustasi bahkan insiden keributan dilaporkan terjadi.
Mengutip NZ Herald, di sebuah antrean SPBU di London Tenggara, seorang pria menodongkan pisau ke pengemudi lain sambil meneriaki pengendara tersebut melalui jendela mobil. Sang pengendara yang mencoba membela diri pun melaju dan berusaha menabrak pria pembawa pisau.
Sang pria mencoba menghindar dengan melompat ke kap mesin mobil yang mencoba menabraknya. Ia kemudian melompat dan sempat menendang badan mobil itu.
Polisi yang tiba beberapa saat di tempat kejadian mengaku tidak menemukan kedua pihak yang bertikai. Selain itu, otoritas berwenang juga menyebut belum ada tanda-tanda cedera serius di TKP.
"Tidak ada cedera yang dilaporkan dan pengemudi yang terlibat belum diidentifikasi," ujar kepolisian setempat.
Sementara itu, untuk melancarkan distribusi barang, Pemerintah Inggris menerjunkan personil militer untuk mengisi kekosongan supir truk di negara itu. Pasalnya stok barang juga mulai dilaporkan membludak di lokasi produksi.
"Pria dan wanita dari Angkatan Bersenjata kita siap untuk meringankan tekanan transportasi di tempat yang paling mereka rasakan. Itulah sebabnya saya telah mengizinkan peningkatan kesiapsiagaan mereka sehingga mereka siap untuk merespons jika diperlukan," ujar Menhan Inggris Ben Wallace dalam situs resmi Gov.uk.
Dengan adanya bantuan ini, pemerintah dan industri bahan bakar bersikeras bahwa krisis akan mereda dalam beberapa hari mendatang. Dalam sebuah pernyataan bersama, perusahaan minyak mengatakan ada banyak bahan bakar di kilang negara yang perlu dikirim ke SPBU.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20210928092550-4-279655/gawat-krisis-inggris-warga-ribut-tentara-turun-tangan