Semarang, PT Kontak Perkasa - Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan bulan ini. Namun ke depan, kemungkinan MH Thamrin bakal searah dengan tren kebijakan moneter global: menaikkan suku bunga acuan.
Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Januari 2022 pada 19-20 Januari 2022. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus sepakat bulat, tidak ada yang mbalelo.
Jika sesuai ekspektasi, maka suku bunga acuan akan bertahan di 3,5% sejak Februari 2021 atau hampir setahun. Ini adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia merdeka.
"Kami memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate tetap di 3,5%. BI sebelumnya memberi sinyal hanya akan mengubah sedikit posisi (stance) mereka dari pro-growth menjadi pro-stability," kata Nicholas Mapa, Ekonom ING.
Namun tidak akan selamanya BI mempertahankan bunga acuan (ya iya lah). Pelaku pasar memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan mulai naik pada pertengahan 2022.
"Saya memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate baru naik paling cepat Juni," ujar Tirta Citradi, Ekonom MNC Sekuritas.
"Kenaikan suku bunga acuan kemungkinan baru terjadi pada semester II, sebanyak 50 basis poin (bps). Namun kenaikan ini akan tergantung dari perkembangan inflasi domestik," sebut Helmi Arman, Ekonom Citi.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20220119134155-17-308706/bi-diramal-naikkan-bunga-acuan-tapi-nggak-sekarang-kok