Semarang, Kontak Perkasa Futures - Pemerintah mengungkapkan tambahan kapasitas pembangkit listrik pada 2021 "hanya" sebesar 1.901,74 Mega Watt (MW) atau 30,7% dari target yang ditetapkan sebesar 6.187,91 MW.
Tambahan kapasitas pembangkit listrik baru pada 2021 ini juga lebih rendah dari tambahan kapasitas pada 2020 yang mencapai 3.072,05 MW.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana saat konferensi pers, Selasa (18/01/2022).
"Capaian penambahan kapasitas pembangkit listrik di 2021 1.901,74 MW atau sekitar 30,7% dibandingkan target 2021 sebesar 6.187,91 MW. Status per Desember 2021," tuturnya saat konferensi pers, Selasa (18/01/2022).
Dia menyebut, dengan adanya tambahan kapasitas pembangkit listrik tersebut, maka total kapasitas pembangkit listrik nasional hingga akhir 2021 mencapai 73.736 MW atau 73,74 Giga Watt (GW).
Namun sayangnya dia tidak menjabarkan penyebab rendahnya tambahan kapasitas pembangkit listrik baru pada 2021 ini.
Sebelumnya, dalam webinar Kadin 24 November 2021, Rida mengatakan bahwa suplai listrik di dalam negeri akan berlebih hingga 2028 mendatang. Dia pun menegaskan bahwa saat ini PLN sedang mengalami kelebihan pasokan listrik.
"Karena RUPTL itu disusun berdasarkan proyeksi kebutuhan 10 ke depan. Bayangkan kemarin ada Covid dan demand turun sehingga proyeksinya dari super optimis, moderat, pesimis hingga sangat pesimis. Nggak ada yang tahu lagi kapan demand akan turun. Saat ini PLN mengklaim kelebihan pasokan," kata Rida dalam webinar Kadin, Rabu (24/11/2021).
Dia mendorong investasi baru masuk ke Indonesia, baik wilayah Jamali (Jawa, Madura, Bali), Kalimantan, maupun Sulawesi pasti siap akan pasokan listrik.
"Intinya listrik kita cukup sampai 2028 kita masih relatif kelebihan pasokan itu subjektif karena standar reserve margin kita 30%, sekarang yang terjadi malah sampai 60% - 40% itu over supply. Makanya bagi investor baru yang butuh listrik kita masih ada," jelasnya.
Dalam wawancara dengan CNBC Indonesia sebelumnya, Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo membenarkan PLN tengah mengalami kelebihan pasokan. Menurut dia prediksi atas pertumbuhan ekonomi dan permintaan listrik yang dibuat pada 2015 lalu terbukti meleset.
Namun demikian, menurutnya PLN tak akan berdiam diri. Perseroan pun memiliki sejumlah strategi mendorong konsumsi listrik, di antaranya dengan membuat captive power, di mana industri manufaktur yang masih menggunakan pembangkit listrik sendiri saat ini mulai beralih ke PLN.
Electricity agriculture, mulai dari penggilingan padi dan pertanian. Serta pendekatan ke Independent Power Producer (IPP).
Selain itu, pihaknya juga mendorong transisi energi di sektor transportasi dari mulanya berbasis bahan bakar minyak (BBM) kemudian bergeser ke kendaraan listrik.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20220118133239-4-308347/tambahan-pembangkit-listrik-ri-2021-jauh-dari-target-kenapa