Semarang, PT Kontak Perkasa Futures - Harga saham emiten startup e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) langsung anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) sesaat setelah bel pembukaan berbunyi pada awal perdagangan hari ini, Kamis (12/8/2021).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.01 WIB, pada hari keempat melantai di bursa, saham BUKA ambles 6,76% ke Rp 965/saham . Nilai transaksi saham ini tercatat sebesar Rp 271,32 miliar tertinggi di bursa. Sementara, sementara volume perdagangan sebesar 232,4 juta saham, juga tertinggi di bursa.
Investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 60,9 miliar di pasar reguler. Dengan ini, sejak awal 'manggung', asing selalu melakukan net sell dengan total Rp 1,08 triliun di pasar reguler dan net sell Rp 117,15 miliar di pasar negosiasi dan tunai.
Nilai kapitalisasi pasar BUKA turun menjadi Rp 99,45 triliun pagi ini, dari sebelumnya di atas Rp 100 triliun.
Antrean jual tertinggi ada di harga Rp 965/saham dengan jumlah 6.799.589 lot.
Pada Selasa lalu (10/8) saham BUKA juga ditutup anjlok hingga menyentuh batas ARB di hari ketiga saham BUKA melantai di bursa.
Terhitung sejak sekitar pukul 09.30 WIB, saham BUKA menyentuh batas ARB dengan ambles 6,76% ke Rp 1.035/saham. Seperti pada dua hari perdagangan sebelumnya, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) terhadap saham BUKA dengan nilai Rp 121,34 miliar di pasar reguler, terbesar di bursa.
Adapun asing juga melakukan aksi net sell di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 9,57 miliar.
Senin (9/8) lalu, setelah sempat menyentuh auto rejection atas (ARA) 25% pada sesi I, saham BUKA perlahan melorot seiring aksi net sell asing mencapai Rp 492 miliar pada pukul 14.10 WIB.Akhirnya, pada akhir perdagangan Senin, saham BUKA ditutup 'hanya naik' 4,72%.
Praktis, saham BUKA baru sekali menyentuh batas kenaikan tertinggi alias auto rejection atas (ARA) 25% pada hari pertama melantai di bursa.
Meski demikian, ada kabar baik. Dana abadi negara atau Sovereign Wealth Fund asal Singapura GIC Private Limited melakukan pembelian sahamBUKA sebanyak 1.600.797.400 atau setara dengan 1,553% modal disetor dan ditempatkan Bukalapak.
Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI, transaksi ini dilakukan pada 5 Agustus 2021 lalu, alias sehari sebelum Bukalapak listing atau mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada Jumat (6/8).
Sebagai informasi, dengan melantai di bursa, BUKA meraup dana IPO mencapai Rp 22 triliun, terbesar sepanjang sejarah BEI.
Berdasarkan data resmi BEI, jumlah saham BUKA yang dicatatkan 103.062.019.354 saham, terdiri dari saham pendiri 77.296.514.554 saham dan penawaran umum 25.765.504.800 saham.
Untuk jumlah saham penawaran umum itu setara dengan 25,0% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan harga perdana Rp 850/saham.
Harga penawaran ditetapkan di angka penawaran tertinggi Rp 850/unit, dengan begitu total dana yang diraup mencapai Rp 21,9 triliun,
Berdasarkan prospektus IPO, seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham, akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan sebanyak sekitar 66%, sementara sisanya akan digunakan untuk modal kerja entitas anak.
Entitas anak yang dimaksud yakni sekitar 15% dialokasikan kepada PT Buka Mitra Indonesia (BMI), 15% dialokasikan kepada PT Buka Usaha Indonesia (BUI), sekitar 1% dialokasikan kepada PT Buka Investasi Bersama (BIB), sekitar 1% dialokasikan kepada PT Buka Pengadaan Indonesia (BPI), sekitar 1% kepada Bukalapak Pte. Ltd. (BLSG) dan sekitar 1% dialokasikan kepada PT Five Jack (Five Jack Indonesia).
Dalam IPO ini, penjamin pelaksana emisi efek BUKA yakni PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas.
Sementara itu penjamin emisi efek yakni ada 19 sekuritas terdiri dari PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Ciptadana Sekuritas Asia, dan PT Investindo Nusantara Sekuritas.
Lalu, ada PT Lotus Andalan Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Panin Sekuritas Tbk, PT Philip Sekuritas Indonesia, PT Samuel Sekuritas Indonesia, dan PT Sinarmas Sekuritas. Lainnya ada PT Sucor Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT UBS Sekuritas Indonesia, PT Valbury Sekuritas Indonesia, PT Victoria Sekuritas Indonesia, PT Wanteg Sekuritas, dan PT Yuanta Sekuritas Indonesia.
Selain itu, perseroan akan mengalokasikan sebesar 0,05% dari saham yang ditawarkan pada saat IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) atau sebanyak 14.027.500, dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan Harga Penawaran IPO.
Perseroan akan menerbitkan opsi saham untuk program MESOP (Management Employee Stock Option Program) sebanyak-banyaknya 4,91% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah pelaksanaan IPO ini atau sebanyak-banyaknya 5.060.345.150 saham.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210812084404-17-267855/duh-asing-obral-saham-buka-lagi-dibuka-langsung-arbS