Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja merilis daftar emiten yang berpotensi untuk terdepak sahamnya dari bursa karena tidak memenuhi ketentuan. Selain itu, terdapat kabar mengenai transaksi saham di pasar nego dalam jumlah besar.
CNBC Indonesia telah merangkum 10 peristiwa emiten pada perdagangan kemarin, Rabu (17/11/2021), untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini, Kamis (18/11/2021) dibuka.
1. CPRO Dapat Suntikan Rp 1,33 T, Dari Keluarga Jiaravanon?
Emiten pakan budidaya perikanan dan makanan olahan, PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) mengumumkan perubahan kepemilikan saham perseroan.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen CPRO, PT Central Pangan Prima resmi menjadi pemegang saham pengendali baru perseroan dengan porsi kepemilikan saham 45,27% dari total seluruh saham CPRO.
PT Central Pangan Prima melakukan transaksi pembelian sebanyak 26.898.933.014 saham. Rinciannya, sebanyak 26.751.939.186 saham dibeli dengan harga pelaksanaan Rp 50 per saham atau setara Rp 1,33 triliun.
2. Ada yang Borong BNBA Rp 746 M di Pasar Nego, Siapa Dia?
Transaksi saham di pasar negosiasi kembali terjadi hari ini. Adalah saham PT Bank Bumi Artha Tbk (BNBA) yang diperdagangkan di pasar negosiasi.
Terpantau ada transaksi sebanyak 5,54 juta lot atau setara dengan 554 juta saham BNBA berpindah tangan di pasar negosiasi.
Jika dilihat volume sahamnya, maka transaksi ini kemungkinan besar melibatkan pemilik perusahaan (owner), mengingat porsinya mencapai 24% dari total saham outstanding.
3. Pengumuman! Ini Dia Harga Rights Issue KB Bukopin
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan harga teoretis saham PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP).
Mengacu pengumuman yang disampaikan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Irvan Susandy dan Kepala Divisi Penilaian Perusahaan I, Adi Pratomo, rasio hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue Bank KB Bukopin adalah 200.000.000:215.554.239 untuk saham.
Nantinya, setiap pemegang 200.000.000 saham lama BBKP mempunyai 215.554.239 HMETD untuk membeli 215.554.239 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp200,- per saham.
4. Garap Proyek MRT, ADHI Bidik Kontrak Baru Rp 24 T Tahun Ini
Emiten konstruksi BUMN, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menargetkansampai dengan penghujung tahun ini memperoleh kontrak baru senilai Rp 24 triliun.
Direktur Human Capital dan Sistem, Agus Karianto mengungkapkan, target kontrak baru tersebut mengalami peningkatan sebesar 20% dari tahun lalu Rp 19,7 triliun.
"Diharapkan sampai dengan akhir tahun ini, kami masih optimis dengan perolehan kontrak baru sebesar Rp 24 triliun," ungkap Agus, dalam paparan publik, Rabu (17/11/2021).
5. Bank Mandiri Kucurkan Kredit Rp 2 T ke IIF, untuk Apa?
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyalurkan kredit senilai Rp 2 triliun kepada PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF).
Hal ini disepakati dalam penandatanganan perjanjian kredit oleh Senior Vice President (SVP) Government Institutional Bank Mandiri Dadang Ramadhan P. dan Head of Treasury Division IIF Faridh H Muhsinin yang disaksikan oleh Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Rohan Hafas dan Presiden Direktur IIF Reynaldi Hermansjah di Jakarta, Rabu (17/11/2021).
Rohan Hafas menyampaikan, penyaluran kredit ini sebagai komitmen perseroan mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengakselerasi pembangunan di Tanah Air sekaligus untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
6. Utang Rp 139 T, Garuda Ajukan Proposal Restrukturisasi
Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) telah menyerahkan skema proposal restrukturisasi utang-utangnya kepada lessor dan kreditor. Proposal ini nantinya kan ditinjau secara komprehensif oleh pihak yang bersangkutan sebagai basis pertimbangan proses restrukturisasi yang akan dijalankan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan penyampaian proposal ini merupakan bagian dari proses restrukturisasi dan pemulihan Garuda.
"Penyampaian skema proposal restrukturisasi ini menjadi langkah awal dari keseluruhan proses restrukturisasi dan menjadi momentum penting dalam upaya kami untuk bertransformasi menjadi entitas bisnis yang lebih adaptif, efisien, dan profitable," kata Irfan dalam siaran persnya, dikutip Rabu (17/11/2021).
7. Duh! 12 Saham Emiten Bakal Terdepak dari BEI, Siapa Saja?
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan ada 12 emiten yang bepotensi dihapuskan pencatatan sahamnya (delisting) dari pasar modal Tanah Air.
Kedua belas perusahaan itu antara lain, PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP), PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI) PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW) PT Polaris Investama Tbk(PLAS).
Selanjutnya, PT Golden Plantation Tbk (GOLL) PT Triwira Insan Lestari Tbk (TRIL), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), PT Panasia Indo Resources Tbk (HDTX) PT Nipress Tbk (NIPS) PT Sugih Energy (SUGI), PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) dan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP).
8. DEWA Konversi Utang Rp 350 M dari Highrank Jadi Saham
Perusahaan jasa kontraktor pertambangan milik grup Bakrie, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) merencana untuk melakukan penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD/private placement) dengan menerbitkan sebanyak 5.870.821.080 saham biasa Seri B.
Seluruh saham yang diterbitkan ini akan digunakan perusahaan untuk membayar kewajibannya kepada Highrank Investment Limited (HI) sebagai kreditor dengan skema debt to equity swap.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), utang tersebut merupakan fasilitas pinjaman senilai US$ 23.800.626 atau Rp 352,25 miliar dengan asumsi kurs Rp 14.800/US$.
9. Jualan Ponsel Laris Manis, ERAA Cetak Laba Rp 718 M di Q3
Emiten ritel ponsel, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 717,27 miliar pada periode 30 September 2021.
Laba bersih tersebut meningkat 135,6% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 304,36 miliar. Hal ini menyebabkan nilai laba per saham dasar ERAA meningkat dari sebelumnya Rp 19 per saham menjadi Rp 45 per saham.
Mengacu laporan keuangan perusahaan, pendapatan Erajaya selama sembilan bulan pertama ini naik 34,57% menjadi Rp 31,18 triliun dari periode sama tahun lalu Rp 23,17 triliun.
10. Bos Emtek Bocorkan Rencana IPO Anak Usaha, yang Mana?
Perusahaan induk Grup Emtek, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) membuka peluang bagi entitas anak usaha perseroan melantai di bursa saham Tanah Air.
Hal ini seiring dengan terus bertumbuhnya pasar modal domestik, baik dari sisi likuiditas dan keberagaman perusahaan tercatat, terutama tren dari perusahaan yang berbasis teknologi.
Direktur Utama Elang Mahkota Teknologi Alvin W. Sariaatmadja menilai, ke depannya akan semakin banyak perusahaan teknologi yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211118065356-17-292386/cek-10-kabar-heboh-ini-penting-untuk-trading-hari-ini